Yosapunya program antirentenir, yakni pinjaman untuk masyarakat desanya tanpa syarat dan bunga. Yosa menggulirkan program pinjaman uang Rp 200 juta tanpa bunga bagi masyarakat desa. Program pinjaman uang yang digulirkan Yosa itu salah satu upaya untuk menyelamatkan masyarakatnya dari jerat rentenir. Program ini sudah berjalan satu tahun. Dok. Bareksa) JAKARTA - Rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan menetapkan bunga perusahaan pinjaman online (pinjol) berkisar 0,3-0,46 persen per hari, mendapat banyak kritik. Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad mengkritik keras rencana OJK. Dia mengatakan, kalau 0,46 persen per hari, artinya sebulan sekitar 13,8 persen. sn84J2.  Berita Metro Rabu, 7 Juni 2023 - 1708 WIB Jakarta - Wali Kota Jakarta Utara, Ali Maulana mendesak Badan Usaha Milik Daerah BUMD DKI yakni PT Jakarta Propertindo Jakpro untuk meningkatkan pengawasan aset miliknya. Hal ini perlu dilakukan agar kejadian seperti ruko yang memakan badan jalan dan saluran air di Pluit, Jakarta Utara tak terjadi lagi. "Nanti biar Jakpro yang lebih mengaktifkan lagi, untuk pengawasan di sana," ujar Ali kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 7 Juni 2023. Wali Ali mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PT Jakpro terkait aset-aset yang berada di wilayah Jakarta Utara. "Sudah dikoordinasikan dengan pihak Jakpro," ungkapnya. Sebelumnya diberitakan, Ali mengatakan tidak ada lagi pelanggaran terkait kisruh ruko di kawasan Pluit tepatnya di Jalan Niaga, Blok Z4 Utara dan Blok Z8 Selatan, Jakarta Utara yang memakan badan jalan dan saluran air. Sebab, ruko itu kini sudah dibongkar. "Prinsipnya, mereka sudah tidak ada pelanggaran lagi, kan sudah kita garis, kita bongkar. Sekarang tinggal mereka merapikan saja," ujar Ali kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 7 Juni 2023. Ali menambahkan, saluran air yang sempat terdampak bangunan ruko itu juga sudah dibersihkan. "Yang penting kan saluran air sudah dibersihkan. Terus sepanjang daerah tersebut saluran yang memang tertutup dibuka buat kotak-kotak, buat kontrol petugas masuk membersihkan sudah," tuturnya. Halaman Selanjutnya Sampai dengan saat ini, Ali menyebut pihaknya sedang melakukan komunikasi lebih lanjut dengan warga setempat. Hal ini dilakukan agar tidak ada perselisihan lagi yang terjadi. Jakarta - Masih banyak masyarakat atau pelaku usaha mikro yang terjerat jebakan rentenir. Hal ini seharusnya bisa menjadi kesempatan bagi Bank Perkreditan Rakyat BPR untuk mengembangkan bisnis dan usaha. Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan LPS Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan, masyarakat atau pelaku usaha mikro ini yang suka meminjam uang di rentenir ini sebenarnya pasar yang besar bagi BPR. Dedolarisasi Bukan Isu Baru, Kenyataannya Dolar AS Memang Terlalu Kuat LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan 4,25 Persen Soal Gagal Bayar Utang AS, Kepala LPS Kita Lebih Pintar Sedikit daripada Amerika "Kita lihat rentenir masih menguasai ekonomi Indonesia, masih banyak sekali. Artinya selama itu rentenir ada, maka BPR masih akan dibutuhkan," ucapnya kepada awak media dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat 26/5/2023. Selain itu, Data Otoritas Jasa Keuangan OJK juga mencatatkan tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat di Indonesia masih perlu untuk didorong lebih tinggi. Menurutnya, ini menjadi peluang emas bagi usaha BPR untuk terus berkembang dengan terus mengedukasi masyarakat agar mengakses pinjaman melalui lembaga keuangan yang terpercaya dan berizin. "Jadi, mereka BPR kalau mau mengajari masyarakat kelas bawah yang membutuhkan dengan tekun lebih, di mana literasi masih rendah. Ruang pertumbuhan BPR mereka masih cukup besar," ungkapnya. Terkait fenomena maraknya unit BPR yang mengalami kebangkrutan, dinilai akibat ketidakmampuan pengelolaan bisnis. Antara lain ketidaktepatan dalam melakukan perhitungan hingga tidak menjalankan bisnis secara pruden berhati-hati. "Jadi, kalau mereka menjalankan bisnisnya secara pruden dan hati-hati harusnya peluang mereka untuk tetap tumbuh dengan pesat masih terbuka besar. Apalagi kalau kita lihat inklusi keuangan masih pada level yang bsia ditingkatkan lagi," jelasnya. Mau Naik Kelas, Digitalisasi BPR Masih Terganjal MindsetIlustrasi bank Sumber IstockphotoSebelumnya, Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia Perbarindo terus berupaya untuk melakukan digitalisasi pada Bank Perkreditan Rakyat BPR, yang kini telah berganti nama jadi Bank Perekonomian Rakyat BPR dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah BPRS. Ketua Umum Perbarindo Tedy Alamsyah menjelaskan, tantangan mendasar yang dihadapi oleh industri BPR dan BPRS tatkala berkeinginan menerapkan digitalisasi, dimulai dari pola pikir mind set. Pasalnya, keterbatasan yang dimiliki yaitu keterbatasan modal, infrastruktur dan SDM yang belum memiliki pengetahuan yang memadai. "Pola pikir ini yang akhirnya membelenggu dan mempengaruhi upaya transformasi digital. Untuk itu, forum seperti ini bagi Perbarindo sangat penting dan strategis guna meningkatkan kapabilitas serta kompetensi SDM BPR dan BPRS, pada akhirnya akan meningkatkan daya saing industri," ujar Tedy dalam sesi seminar nasional di Jakarta, Selasa 11/4/2023. Menurut dia, industri BPR dan BPRS harus mampu memenuhi preferensi nasabah terhadap layanan perbankan ke depan. Layanan yang lebih mengutamakan kecepatan, kemudahan, keamanan dan dapat bertransaksi tanpa dibatasi ruang serta waktu, tentu menjadi harapan bagi BPR dan BPRS untuk mewujudkannya. “Kami sadari, kebutuhan masyarakat semakin berkembang, di sisi lain kami juga terus berupaya mencari solusi yang efektif, efisien, dan aman dalam penyediaan teknologi bagi BPR, BPRS. Salah satu upayanya yaitu menjalin sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Tentunya dengan model bisnis yang saling melengkapi, menguntungkan dan mendorong tumbuh bersama. Sehingga dampak akhirnya, masyarakat yang dilayani lebih mudah, cepat, dan aman," ungkapnya. Upaya memenuhi kebutuhan konsumen membutuhkan penguatan pengelolaan terhadap data, model bisnis, regulasi, dan teknologi. Tedy menilai, keempat bidang terpenting ini tidak memungkinkan untuk dikuasai dalam jangka waktu yang singkat. Peningkatan Daya SaingSementara peningkatan daya saing sangat mendesak untuk dilakukan agar tidak kehilangan momentum. Untuk itu, upaya mentransformasi BPR dan BPRS tidaklah dapat dilakukan secara optimal tanpa melibatkan semua aspek yang saling mendukung satu dengan lainnya. Aspek-aspek yang dimaksud antara lain, peningkatan kapasitas SDM, pengembangan produk dan layanan, perbaikan tata kelola, manajemen risiko, pemenuhan ketentuan, penyempurnaan infrastruktur teknologi informasi, dan sistem informasi manajemen. Dalam upaya penguatan SDM, khususnya peningkatan kapasitas dan kompetensi digital SDM memang telah menjadi agenda besar Perbarindo. "Perbarindo memang berkomitmen untuk terus berupaya membawa BPR dan BPRS naik kelas, sesuai yang telah tercantum dalam Program Kerja Perbarindo Tahun 2022-2026. Program tersebut antara lain dalam pengembangan digitalisasi BPR yaitu BPR e-Cash dan pengembangan core banking system CBS melalui kerja sama dengan pihak ketiga," sebutnya "Pengembangan SDM juga diperkuat dengan menuntaskan penyusunan modul untuk sertifikasi staf supervisor dan pelaksana. Sehingga akan mempermudah BPR dan BPRS untuk meningkatkan kompetensi, pengetahuan, dan wawasan," pungkas Tedy. Infografis Persaingan Ketat, Ekosistem Bank Digital Harus Kuat Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. JAKARTA, BALI EXPRESS – Menjadi AgenBRILink bagi Ririn Ristiani tak sekadar bermotif ekonomi. Dia memiliki cita-cita luhur dalam menekuni peran sebagai laku pandai BRI, yakni ingin membantu masyarakat di sekitarnya terbebas dari jerat rentenir. Ririn menuturkan, awalnya dia tidak pernah tahu-menahu apa itu AgenBRILink maupun manfaatnya. Ririn hanyalah nasabah BRI biasa yang pada empat tahun lalu mendapatkan kucuran Kredit Usaha Rakyat KUR dari BRI sebesar Rp 2 juta untuk menambah modal warung kopi dan makanan ringan serta usaha parkiran Umi Ririn miliknya. Seiring berjalannya waktu, warung kopi milik Ririn yang berada di seberang Pasar Jatiroto, Desa Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sering dijadikan titik kumpul Mantri BRI untuk menerima setoran kredit atau tabungan secara langsung dari nasabah di pasar dan sekitarnya. Namun, ketika Mantri BRI belum datang berkunjung seringkali nasabah menitipkan uang setoran kepada Ririn. Dari hal tersebut, Mantri BRI melihat sosok Ririn yang aktif berkomunikasi dengan nasabah lain serta mampu memegang amanah. “Awalnya saya ini nasabah dan sering teman-teman mantri berkunjung ke toko saya. Mereka menganalisa karakter saya sebelum saya jadi agen. Mereka mengenal saya mungkin amanah karena banyaknya orang titip uang setoran BRI ke saya. Setiap hari. Akhirnya Januari 2020 saya resmi jadi AgenBRILink,” ujar Ririn menuturkan kisahnya. Dia mengenang, saat itu para Mantri BRI menjadikan warungnya sebagai titik kumpul karena kebetulan toko Ririn berada tepat di depan pasar. Banyak pedagang di sana memanfaatkan fasilitas kredit dari BRI. Selain itu, para Mantri BRI memfasilitasi warga yang ingin menabung. Namun, semenjak program KeCe Kredit Cepat dihadirkan BRI, ada mantri yang melihat Ririn sebagai sosok yang tepat untuk turut serta memasarkan produk tersebut. Pertimbangannya, selain tokonya berada di depan pasar, Ririn pun tak segan melakukan sosialisasi dengan warga sekitar. Bahkan, memfasilitasi warga untuk berkumpul saat mengenalkan KeCe. Ririn pun sangat bersemangat. Motivasi itu datang dari sang suami yang mendukungnya dan menemaninya menjadi agen laku pandai BRI. Selain itu, Ririn berhasrat membantu warga karena banyak yang ekonominya terdampak pandemi Covid-19. “Saya ingin jadi agen karena ada produk KeCe dan ingin bermanfaat untuk warga sekitar. Dari pada warga sekitar ini pinjam ke rentenir dengan kondisi ekonomi yang sangat turun, dengan dampak Covid, otomatis ekonomi di sini goyang. Karena di Jatiroto hanya ada satu bank yaitu BRI. Saya ingin memanfaatkan ini, sehingga BRI dan warga saling mengenal. Bahwa BRI bisa membantu warga sekitar untuk memfasilitasi pinjaman,” kata dia penuh optimisme. Ririn pun semakin bersemangat menjadi agen laku pandai. Dengan semangat itu pula, dia saat ini gencar menyalurkan produk KeCe yang dinilai Ririn banyak membantu usaha orang-orang di sekitarnya. “Saya wawancarai, saya survei tempatnya jualannya apa, keluhannya apa, kebanyakan punya utang ke rentenir. Saya kemudian konsultasi dengan mantri pembina saya, setelah by checking baru bisa. Baru saya fasilitasi untuk melunasi rentenir dengan dikasih usaha. Kebanyakan seperti itu. Alhamdulillah bermanfaat. Karena saya dalam misi saya menjadi agen agar bermanfaat bagi orang lain,” tegasnya. Hingga saat ini Ririn mampu melayani sekitar 284 transaksi per bulan. Dari jumlah itu, nilai transaksi pernah mencapai Rp 114,5 juta per bulan. Dengan menjadi Agen BRILink dan agen referral KeCe, kini Ririn mampu mengembangkan usahanya menjadi toko barang-barang kebutuhan pokok. “Warung kopi dengan pinjaman BRI dan menjadi AgenBRILink ingin saya kembangkan jadi toko sembako. Alhamdulillah makin berkembang,” ujarnya menuturkan. Bahkan, Ririn pun berencana mengembangkan usaha anaknya di Jember yaitu toko alat kecantikan dengan membuka cabang di dekat warung miliknya. Di sisi lain Ririn pun memiliki harapan khusus terhadap BRI. Dengan kondisi ekonomi masyarakat yang terpukul krisis ekonomi akibat pandemi dan maraknya praktik rentenir, dia berharap kehadiran BRI dapat semakin memberikan kemudahan layanan keuangan ke masyarakat. JAKARTA, BALI EXPRESS – Menjadi AgenBRILink bagi Ririn Ristiani tak sekadar bermotif ekonomi. Dia memiliki cita-cita luhur dalam menekuni peran sebagai laku pandai BRI, yakni ingin membantu masyarakat di sekitarnya terbebas dari jerat rentenir. Ririn menuturkan, awalnya dia tidak pernah tahu-menahu apa itu AgenBRILink maupun manfaatnya. Ririn hanyalah nasabah BRI biasa yang pada empat tahun lalu mendapatkan kucuran Kredit Usaha Rakyat KUR dari BRI sebesar Rp 2 juta untuk menambah modal warung kopi dan makanan ringan serta usaha parkiran Umi Ririn miliknya. Seiring berjalannya waktu, warung kopi milik Ririn yang berada di seberang Pasar Jatiroto, Desa Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sering dijadikan titik kumpul Mantri BRI untuk menerima setoran kredit atau tabungan secara langsung dari nasabah di pasar dan sekitarnya. Namun, ketika Mantri BRI belum datang berkunjung seringkali nasabah menitipkan uang setoran kepada Ririn. Dari hal tersebut, Mantri BRI melihat sosok Ririn yang aktif berkomunikasi dengan nasabah lain serta mampu memegang amanah. “Awalnya saya ini nasabah dan sering teman-teman mantri berkunjung ke toko saya. Mereka menganalisa karakter saya sebelum saya jadi agen. Mereka mengenal saya mungkin amanah karena banyaknya orang titip uang setoran BRI ke saya. Setiap hari. Akhirnya Januari 2020 saya resmi jadi AgenBRILink,” ujar Ririn menuturkan kisahnya. Dia mengenang, saat itu para Mantri BRI menjadikan warungnya sebagai titik kumpul karena kebetulan toko Ririn berada tepat di depan pasar. Banyak pedagang di sana memanfaatkan fasilitas kredit dari BRI. Selain itu, para Mantri BRI memfasilitasi warga yang ingin menabung. Namun, semenjak program KeCe Kredit Cepat dihadirkan BRI, ada mantri yang melihat Ririn sebagai sosok yang tepat untuk turut serta memasarkan produk tersebut. Pertimbangannya, selain tokonya berada di depan pasar, Ririn pun tak segan melakukan sosialisasi dengan warga sekitar. Bahkan, memfasilitasi warga untuk berkumpul saat mengenalkan KeCe. Ririn pun sangat bersemangat. Motivasi itu datang dari sang suami yang mendukungnya dan menemaninya menjadi agen laku pandai BRI. Selain itu, Ririn berhasrat membantu warga karena banyak yang ekonominya terdampak pandemi Covid-19. “Saya ingin jadi agen karena ada produk KeCe dan ingin bermanfaat untuk warga sekitar. Dari pada warga sekitar ini pinjam ke rentenir dengan kondisi ekonomi yang sangat turun, dengan dampak Covid, otomatis ekonomi di sini goyang. Karena di Jatiroto hanya ada satu bank yaitu BRI. Saya ingin memanfaatkan ini, sehingga BRI dan warga saling mengenal. Bahwa BRI bisa membantu warga sekitar untuk memfasilitasi pinjaman,” kata dia penuh optimisme. Ririn pun semakin bersemangat menjadi agen laku pandai. Dengan semangat itu pula, dia saat ini gencar menyalurkan produk KeCe yang dinilai Ririn banyak membantu usaha orang-orang di sekitarnya. “Saya wawancarai, saya survei tempatnya jualannya apa, keluhannya apa, kebanyakan punya utang ke rentenir. Saya kemudian konsultasi dengan mantri pembina saya, setelah by checking baru bisa. Baru saya fasilitasi untuk melunasi rentenir dengan dikasih usaha. Kebanyakan seperti itu. Alhamdulillah bermanfaat. Karena saya dalam misi saya menjadi agen agar bermanfaat bagi orang lain,” tegasnya. Hingga saat ini Ririn mampu melayani sekitar 284 transaksi per bulan. Dari jumlah itu, nilai transaksi pernah mencapai Rp 114,5 juta per bulan. Dengan menjadi Agen BRILink dan agen referral KeCe, kini Ririn mampu mengembangkan usahanya menjadi toko barang-barang kebutuhan pokok. “Warung kopi dengan pinjaman BRI dan menjadi AgenBRILink ingin saya kembangkan jadi toko sembako. Alhamdulillah makin berkembang,” ujarnya menuturkan. Bahkan, Ririn pun berencana mengembangkan usaha anaknya di Jember yaitu toko alat kecantikan dengan membuka cabang di dekat warung miliknya. Di sisi lain Ririn pun memiliki harapan khusus terhadap BRI. Dengan kondisi ekonomi masyarakat yang terpukul krisis ekonomi akibat pandemi dan maraknya praktik rentenir, dia berharap kehadiran BRI dapat semakin memberikan kemudahan layanan keuangan ke masyarakat. Jakarta, CNBC Indonesia - Meminjam dana ke rentenir menjadi salah satu kebiasaan orang Indonesia dan ini tidak mudah untuk diberantas. Untuk membantu 'melawan' rentenir, baru-baru ini Otoritas Jasa Keuangan OJK mensosialisasikan program Kredit/Pembiayaan Melawan Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir atau yang disebut K/PMR merupakan kredit atau pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga Jasa Keuangan LJK formal kepada pelaku Usaha Mikro dan Kecil UKM dengan proses cepat, mudah, dan berbiaya rendah."Program ini dilatarbelakangi oleh maraknya praktik penawaran kredit atau pembiayaan yang dilakukan oleh entitas ilegal seperti rentenir dan pinjaman online ilegal," ungkap OJK dalam Instagram resmi mereka ojkindonesia dikutip Selasa 7/6/2022. Hadirnya K/PMR diharapkan bisa mengurangi ketergantungan atau pengaruh dari entitas ilegal. Hingga kuartal I 2022, telah terdapat 65 tim Percepatan Akses Keuangan Daerah TPAKD yang telah mengimplementasikan program K/PMR dengan total 91 skema K/ cara masyarakat untuk bisa mengakses program K/PMR adalah 1. Cek TPAKD di wilayah dan pastikan TPAKD tersebut telah mengimplementasikan program K/ Cek Nama Produk dan LJK Penyalur usai mengecek Kunjungi LJK untuk mencari informasi lebih lanjut terkait fitur, tata cara, dan syarat pengajuan kredit/pembiayaan melalui produk K/ Melakukan pengajuan kredit atau pembiayaan sesuai dengan kebijakan dan ketentuan di masing-masing LJK daripada ke rentenir, yuk coba program K/PMR! Simak tabel lengkapnya berikut ini. Foto Program Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir Tangkapan layar Instagram ojkindonesiaProgram Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir Tangkapan layar Instagram ojkindonesiaFoto Program Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir Tangkapan layar Instagram ojkindonesiaProgram Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir Tangkapan layar Instagram ojkindonesiaFoto Program Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir Tangkapan layar Instagram ojkindonesiaProgram Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir Tangkapan layar Instagram ojkindonesiaFoto Program Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir Tangkapan layar Instagram ojkindonesiaProgram Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir Tangkapan layar Instagram ojkindonesiaFoto Program Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir Tangkapan layar Instagram ojkindonesiaProgram Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir Tangkapan layar Instagram ojkindonesiaFoto Program Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir Tangkapan layar Instagram ojkindonesiaProgram Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir Tangkapan layar Instagram ojkindonesiaFoto Program Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir Tangkapan layar Instagram ojkindonesiaProgram Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir Tangkapan layar Instagram ojkindonesia [GambasVideo CNBC] Artikel Selanjutnya Heru Kristiyana Pengawas OJK Jangan Jadi "Pemadam Kebakaran" vap/vap Jakarta Salah satu tantangan utama bagi pengembangan usaha mikro di Indonesia adalah akses permodalan. Saat ini, meski koperasi sudah sangat menjamur, tapi keberadaannya belum dapat menjadi solusi permodalan bagi masyarakat. Banyak masyarakat yang akhirnya mencari permodalan ke rentenir. Direktur Pembiayaan dan Kerjasama, Pusat Investasi Pemerintah PIP Kementerian Keuangan Nur Hidayat mengatakan hingga kini belum banyak koperasi yang menawarkan pinjaman dalam skala kecil bagi pelaku usaha mikro. Lewat Mekaar, PNM Jauhkan UKM dari Jeratan Rentenir Menteri ATR Gadai Sertifikat Tanah biar Masyarakat Bebas dari Rentenir OJK Ingin Bank Wakaf Mikro Putus Mata Rantai Rentenir di Desa "Dengan portofolio kecil-kecil butuh keahlian sendiri. Ada koperasi syariah, tapi kita lihat portofolio kecil-kecil untuk membiayai mbok-mbok pelaku usaha mikro sedikit sekali. Portofolionya besar-besar 50 juta, 100 juta. Jadi dia tidak punya keahlian itu," kata dia di, Jakarta, Kamis 30/8/2018. Inilah yang menjadi penyebab masih banyaknya pelaku usaha mikro di Indonesia yang lebih memilih menarik pinjaman untuk modal usaha dari rentenir. "Kita turun, tanyakan, 75 persen responden katakan, mereka katakan meminjam ke Rentenir. Koperasi masih sangat sedikit," jelas dia. Dia mengatakan, meskipun praktik rentenir harus dilawan, tapi ada beberapa hal positif yang seharusnya dapat pelajari oleh lembaga penyalur modal, terutama terkait akses dan kemudahan memperoleh pinjaman. "Rentenir itu enggak pakai jaminan bapak ibu. Kalau dia pelaku usaha minta pembiayaan, minta sekarang, kasih sekarang. Nggak usah isi formulir, nggak usah di-survey, tapi lancar. NPL-nya nol koma. Kalau ada koperasi yang bisa begini, PIP akan hadir," tegas dia. Reporter Wilfridus Setu Umbu Sumber * Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini Tonton Video IniHal itu dilakukan karena dirinya terlilit hutang dua juta rupiah pada rentenir Lewat Mekaar, PNM Jauhkan UKM dari Jeratan RentenirMenteri BUMN Rini Soemarno berkesempatan menyapa langsung ratusan nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera Mekaar di Tasikmalaya. Foto Dok Kementerian BUMNKementerian BUMN melalui PT Permodalan Nasional Persero atau PNM sedang gencar mengajak tumbuhnya perekonomian mikro. Salah satu program andalan mereka adalah Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera Mekaar. Mekaar menyasar para perempuan berdedikasi tinggi dari keluarga pra-sejahtera yang ingin berbisnis. Tujuannya agar para perempuan bisa menunjang perekonomian diri dan keluarga sembari dibimbing oleh pemerintah. Pada pertemuan mingguan anggota Mekaar dari desa Pakemtegal dan Pakemgede, para ibu-ibu tampak serius menyimak laporan fiskal Mekaar daerah mereka. Namun, rasa kehangatan dan semangat camaraderie muncul kala mereka bertukar kabar mengenai bisnis. Pertemuan pada Kamis 9/8/2018 diadakan di rumah Santi Maryuni 41, peserta Mekaar asal desa Pakemtegal, Yogyakarta, yang memiliki bisnis makanan. "Makanan, katering yang kecil-kecilan. Awalnya dapat modal Rp 1 juta, sekarang modal Rp 2,5 juta," kata Santi. Ia bercerita, awalnya ikut menjadi anggota Mekaar karena diajak dan mereka ikut 'sekolah' pembinaan bersama Mekaar. "Saling mengajak satu sama lain. Ada perkumpulan dari PNM Mekaar. Caranya dijelasin, terus kita sekolah, diajarin janji, dan syaratnya," ucapnya. Suci Kesmiati 43, ketua Mekaar dari desa Pakemgede, menyebut mendapatkan modal dari Mekaar tidaklah sulit. Asalkan, calon anggota memiliki perencanaan dan potensi bisnis yang baik. Namun, pemeriksaan pada latar belakang calon nasabah tidak sebatas dalam bisnis semata, tetapi turut dicari tahu juga apakah orang tersebut pernah bermasalah di perkumpulan permodalan lain. "Kalau yang bermasalah dimasukin ke sini juga takutnya malah seperti itu. Kita ngambilnya yang rajin-rajin," jelas Suci yang memiliki bisnis gas. Ia pun berharap para wanita yang ikut Mekaar dapat konsekuen atas keanggotaan mereka. Di cabang Mekaar yang diikuti Suci, angsuran pertama bisa senilai Rp 2 juta dan angsurannya Rp 50 ribu setiap minggu. Ia menjelaskan, kebanyakan ibu-ibu di daerah Pakemtegal membuka bisnis makanan dan sayuran dan Pakemgede lebih variatif, seperti bisnis pakaian. Perempuan yang baru ingin membuka usaha tapi belum punya modal juga didorong meminjam ke Mekaar. Yang mengikuti program ini tidak harus bisnis yang sudah eksisting, melainkan tersedia bagi mereka yang sudah memiliki rencana. "Modal pertama boleh. Adik saya kemarin baru mau buka usaha, lalu saya ajukan. Makanya kemarin dia mau usaha pakaian, lalu saya ajuin, langsung boleh" ucap Suci yang menambahkan bahwa para peserta baru akan wajib melalui pelatihan terlebih dahulu.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

info rentenir di jakarta