Wayang cokek sebenarnya merupakan istilah Melayu Tionghoa sehingga sedikit berbeda dengan pengertian wayang dalam tradisi Jawa/Tionghoa Peranakan Jawa. Secara etimologi, wayang diartikan sebagai anak wayang yang berarti artis/actor. Sementara Cokek dari bahasa Tionghoa dialek Hokkian Selatan Chiou-khek yang berarti menyanyi. Lalu, cokek yang
Konsep Wacinwa dimatangkan olehnya dengan sejumlah penulisan dari beberapa buku lakon. Buku lakon ini dibuat dengan mengikuti buku lakon wayang kulit Jawa bergaya Mataraman, serta dituliskan dalam bahasa dan aksara Jawa. Namun, ceritanya diubah menjadi cerita rakyat China kuno yang populer dalam masyarakat Tionghoa di Jawa pada waktu itu.
Ada yang diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa. Banyak pula yang diambil dari cerita Ramayana dan Mahabrata. Hal yang membuat menarik dari seni pertunjukan wayang orang ini, yaitu tari kolosan atau individu per pemain pada masing-masing jeda cerita. Dalam tarian wayang orang terdapat tiga istilah, yaitu wirogo, wiroso, dan wiromo.
mengatakan bahwa wayang dalam bahasa/kata Jawa berarti: bayangan, dalam bahasa melayu artinya: bayang-bayang, yang artinya bayangan, samar-samar, menerawang.1 Wayang pertama kali adalah mengambil dari cerita sebuah ukiran pada relief candi-candi yang menggambarkan tokoh leluhur, legenda kepala suku
Ely, dalam Arsyad (2010:3). Pengertian ini mengindikasikan guru, buku, lingkungan, sekolah dan sumber belajar lainnya sebagai sebuah media. Wayang dalam bahasa Jawa, istilah “Wayang” diartikan sebagai “bayang”, mengacu pada sebuah teater tuturan yang menggunakan teknik bayangan dan efek cahaya dan diiringi
Pengertian dan Jenis Wayang: Menurut Sri Mulyono (1982: 9) dalam bahasa Jawa, wayang berarti ”bayangan‟. Dalam bahasa Melayu disebut bayang-bayang. Dalam bahasa Aceh, ”ba yeng”. Dalam bahasa Bugis, ”wayang atau bayang”. Dalam bahasa Bikol
W1BNQ.
pengertian cerita wayang dalam bahasa jawa