Perusahaantambang asal Perancis, PT Weda Bay Nickel menyetujui empat dari enam poin yang dibahas dalam renegosiasi kontrak
SemuaKarir dan Lowongan di PT Weda Bay Nickel; Semua Lowongan; Assistant Accounting Staff. PT Weda Bay Nickel Jakarta Raya . Ditayangkan 6 Juni 2022 . Deskripsi Pekerjaan PT Weda Bay Nickel. We are a multinational mining and metallurgical group, which bases the pursuit and development of its activities on a plan for lasting, profitable and
TRIBUNMANADOCO.ID- Bekerja di luar negeri pastinya menjadi suatu kebanggaan, apalagi jika gajinya besar. Hal tersebut dirasakan oleh seorang TKW Indonesia bernama Fitria Denafa. Ia tergolong sangat beruntung bisa bekerja di rumah raja Arab Saudi. Baca juga: Segini Gaji TKW di Taiwan, Cukup Besar, Pantar Banyak yang Tertarik
PTWEDA BAY NICKEL. Tweet. PT IWIP, really need a lot of work to be placed at PT WEDA BAY NICKEL. MINE OPERATION: Mining Operation Manager (need 1) Di iklankan: 2022-01-16 21:00:20 - Standar Waktu Asia Tenggara; Berakhir: 2022-01-30 23:59:59 - Standar Waktu Asia Tenggara;
Selamamasa penjajakan dengan Tsingshan, pembangunan smelter di kawasan industri JIIPE, Gresik masih akan terus berjalan. “Nanti akan masih negosiasi sementara akan tetap jalan Freeport akan tentukan. Di Weda Bay 2,4 juta ton besar sih. 2,4 juta ton input konsentrat,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).
MenkoMarves Luhut Binsar Panjaitan mengatakan salah satu energi hijau yang akan dibangun adalah proyek PLTB dan PLTS di Weda Bay, Halmahera, Maluku Utara. "Di Weda Bay kita akan pasang solar panel. Jd kalau dibutuuhkan 2.000 MW kita butuh lahan seluas 200 ha," ujar Luhut ketika memberikan keynote speech dalam CNBC Indonesia Mining Forum
xBLTCp. BPJS, Medical Insurance, Dental, Bonus, Uang Piket
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten BUMN tambang mineral, PT Aneka Tambang Tbk ANTM atau Antam dikabarkan berencana menambah porsi kepemilikan saham pada PT Weda Bay Nickel menjadi 40% dari sebelumnya 10%.Sejumlah sumber Bloomberg menyatakan rencana penambahan ini diprediksi mencapai US$ 300 juta atau setara dengan Rp 4,41 ini, perusahaan tambang asal Perancis, Eramet Group bersama perusahaan baja asal China, Tsingshan Holding Group Co menguasai 90% saham Weda Bay, dan sisa 10% dimiliki Antam. Situs resmi Eramet mencatat, dalam patungan itu, Eramet memiliki 43% saham, sementara Tsingshan memiliki 57%. "Emiten tambang milik negara Indonesia Antam sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan kepemilikannya di Weda Bay Nickel, pemilik salah satu deposit mineral terbesar di dunia," kata orang-orang yang mengetahui informasi tersebut, dikutip Bloomberg, Senin 26/10/2020."Antam juga menghubungi bank investasi untuk membahas potensi pembelian saham dari raksasa baja tahan karat China Tsingshan, salah satu pemegang proyek tersebut bersama Eramet SA Prancis," kata sumber Eramet mencatat, Weda Bay Nickel merupakan pemilik proyek pemurnian bijih nikel dengan teknologi pirometalurgi. Pabriknya berlokasi di kawasan industri Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara. Weda Bay Nickel memulai operasi penambangannya pada Oktober 2019 dan memiliki sebanyak 9,3 juta ton konten nikel dan diharapkan menghasilkan metrik ton per tahun mulai tahun laporan keuangan per Juni 2020, Antam memiliki beberapa entitas patungan di antaranya Weda Bay Nickel 10%, PT Antam Niterra Haltim 30%, PT Sorikmas Mining 25%, PT Galuh Cempaka 20%, PT Gorontalo Minerals 20%, dan PT Sumbawa MInerals 20%.CNBC Indonesia sudah menghubungi SVP Corporate Secretary Antam Kunto Hendrapawoko untuk meminta tanggapan. Dia menegaskan, berkaitan dengan informasi fakta material akan diinformasikan oleh Antam dengan melakukan keterbukaan informasi sesuai dengan ketentuan yang ada bagi perusahaan terbuka."Pada prinsipnya, kami akan terus berfokus pada ekspansi pengolahan mineral ke hilir yang memberikan nilai tambah yang positif serta perluasan basis cadangan dan sumber daya," katanya, dalam surat elektronik kepada CNBC Indonesia, Senin 26/10."Hingga tahun 2019 tercatat posisi cadangan bijih nikel Antam sebesar 353,74 juta wmt wet metrik ton dengan sumber daya bijih nikel mencapai sebesar 1,36 miliar wmt.""Potensi cadangan dan sumberdaya mineral nikel tersebut menjadi salah satu kekuatan dalam mengembangkan skala bisnis perusahaan melalui hilirisasi mineral nikel guna menciptakan nilai tambah produk nikel Antam serta meningkatkan kontribusi yang positif bagi negara dan masyarakat," katanya."Perusahaan juga terbuka dalam menjalin kemitraan dengan partner strategis berdasarkan profitabilitas menguntungkan dalam mengembangkan proyek-proyek hilirisasi, baik nasional maupun internasional terutama mitra kerja yang memiliki akses terhadap teknologi dan pendanaan untuk mengembangkan produksi mineral olahan baru dari cadangan yang yang dimiliki perusahaan."Dia menegaskan, Antam berfokus pada pengembangan bisnis untuk meningkatkan laba dan EBITDA laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi perusahaan, serta tetap berupaya menurunkan lebih lanjut cash cost, meningkatkan daya saing biaya, dan peningkatan kinerja bisnis inti untuk meningkatkan sisi lain, sumber Bloomberg menyatakan, negosiasi sedang dalam tahap awal dan belum ada keputusan akhir yang dibuat soal berapa banyak saham yang dapat didivestasi juru bicara Tsingshan juga tidak menanggapi panggilan dan pesan WeChat oleh Bloomberg pekan perdagangan mencatat saham ANTM minus 0,46% di posisi Rp pada Senin 26/10, pukul WIB. Dalam 5 hari perdagangan terakhir, saham ANTM naik 2,37% dan sebulan terakhir melesat 49%. [GambasVideo CNBC] Artikel Selanjutnya Produksi Turun, Antam Bidik Penjualan 18 Ton Emas Tahun Ini tas/tas
JAKARTA - Pengangkutan nikel pada tahun depan diperkirakan meningkat seiring dengan kebutuhan kendaraan listrik yang meningkat. Salah satu penambang nikel pun terus menggenjot volume Hillcon menerima permintaan dari PT Weda Bay Nickel WBN untuk meningkatkan volume produksi dari 4 juta wet metric ton wmt menjadi 6 juta wmt pada 2023, dan juga menambah volume pengangkutan bijih nikel, di mana Hillcon akan mengirimkan sekitar 80 dump truk jarak pengangkutan rata-rata sekitar 22 Utama Hillcon Hersan Qiu mengemukakan, tambahan volume produksi sebesar 50 persen dan tambahan dump truk untuk pengiriman bijih nikel ini akan meningkatkan pendapatan Hillcon pada 2023.“Kami juga tengah mempersiapkan belanja modal [capital expenditure] untuk alat-alat berat tambahan ini untuk penambahan volume produksi dan pengangkutan untuk tahun depan,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu 31/12/2022. WBN sudah mulai melaksanakan konstruksi pabrik pengolahan pemurnian bijih nikel dengan teknologi pirometalurgi/RKEF berkapasitas ton Ni per tahun. WBN berlokasi di kawasan industri PT Indonesia Weda Industrial Park IWIP. Sumber daya deposit WBN saat ini tercatat sebesar 12,2 juta ton nikel dengan rata-rata kandungan nikel 1,48 bergerak di bidang pertambangan bijih nikel dengan lokasi penambangan yang terletak di Lelilef Sawai, Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku JugaLarangan Ekspor Mineral, Cadangan Nikel hingga Bauksit RI Nomor 1 & 6 di DuniaHillcon Raih Kontrak Infrastruktur Nikel Rp1,9 Triliun di Morowali UtaraWBN termasuk salah satu objek vital nasional, di mana setiap aktivitas pertambangan maupun konstruksi harus diolah dengan ekstra hati-hati karena objek vital nasional ini merupakan site-site yang dilindungi negara karena merupakan sumber pendapatan dan dividen terbesar menjadi bagian dari site ini, dibutuhkan keahlian tinggi di mana hanya empat kontraktor yang dipercaya untuk mengelola site ini dengan masing-masing kontraktor menargetkan rencana kerja dan anggaran biaya RKAB 4 juta ton per tahun."Kemampuan Hillcon terbukti dengan menjadi salah satu dari empat perusahaan pemegang kontrak karya untuk komoditi nikel Weda Bay,” merupakan bagian dari IWIP. Karena itu, setiap hasil tambang nikel tidak diperbolehkan dijual ke pabrik lain selain IWIP.“Artinya, 100 persen diolah IWIP. Itu sebabnya, dibutuhkan kepercayaan tinggi untuk mengolah nikel di site Weda Bay agar tidak terdistribusi ke perusahaan lain,” terang teknikal, WBN telah menerapkan sistem good mining practice yang cukup tinggi dan Hillcon telah berhasil mematuhi dengan baik dengan memenuhi kriteria man power, peralatan, dan sistem Weda Bay yang berstandar menurut Hersan, tiap peralatan yang diizinkan beroperasi di site ini wajib memiliki spek tinggi dengan pengamanan bagian depan mobil harus ditingkatkan. Hal ini membuktikan Hillcon mampu untuk menjadi perusahaan versatile yang bisa memenuhi kebutuhan tahu saja, pada Desember 2022 ini, Hillcon telah menandatangani letter of intent LOI dengan dua perusahaan tambang nikel, yaitu PT Sarana Mineralindo Perkasa SMP dan PT Adhi Kartiko Pratama AKP. SMP berlokasi di Morowali Utara, Sulawesi Tengah, sementara AKP berlokasi di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Dua perusahaan ini diharapkan dapat menambah volume produksi nikel sebesar 6 juta wmt atau senilai US$ 60 juta per tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini Nikel Hillcon Editor Denis Riantiza Meilanova Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
PT. Weda Bay Nickel WBN sudah mulai melaksanakan konstruksi pabrik pengolahan pemurnian bijih nikel dengan teknologi pirometalurgi / RKEF berkapasitas ton Ni per tahun, yang berlokasi di Kawasan Industri PT. IWIP. Pabrik ini direncanakan beroperasi produksi di tahun 2020 dimana akan menyerap sekitar tenaga kerja pada saat kegiatan konstruksi, operasi pabrik pengolahan dan kegiatan WBN telah memperoleh AMDAL di tahun 2009 dari Pemerintah Provinsi Maluku Utara yang mencakup kegiatan pertambangan dan pemurnian. Pada tahun 2014 AMDAL tersebut ditingkatkan menjadi Ijin Lingkungan yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. PT. WBN berkomitmen terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan memastikan kebijakan lingkungan, Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan serta hirariki mitigasi dalam penanganan dampak Social Responsibility atau program tanggung jawab perusahan berpedoman pada prinsip pembangunan berkelanjutan dan berfokus pada 4 pilar yaitu peningkatan kesehatan, Pendidikan, pengembangan ekonomi lokal dan daerah serta peningkatan infrastruktur.
Mining operations at the Weda Bay nickel project were started in October 2019 while the first ferronickel product was successfully casted in April 2020. The ferronickel output from the project reached thousand tonnes Kt by June 2020 and the mine life estimated to last up to 50 years. Project location and geology The Weda Bay nickel project is in the central region of Halmahera Island in the North Maluku province of Indonesia. Situated approximately 70km away from the provincial capital of Ternate, the project area covers approximately 54,874 hectares. The Weda Bay nickel property is dominated by ultramafics and microgabbros with volcanics and pelagic sediments occurring in minor segments. The geological units occur as a north-south trending series of tectonic slices separated by vertical to sub-vertical faults. The ultramafics make up approximately 30% of the basement complex and host the bulk of the laterite mineralisation, dominated by harzburgite, dunite, cumulate chromite-dunite bodies, and basalt dykes. Mineralisation and reserves The primary mineralisation at Weda Bay occurs in hazburgites and dunites as nickel rich olivine, enstatie and chromite. The ultramafic basement rocks have an average nickel grade of and the nickel-rich olivine forms various secondary nickel-iron rich minerals concentrated in residual and supergene enrichment. The laterite segment has an average thickness of 10m with 8m of the mineralised zone featuring nickel grades in excess of 1%. The Weta Bay nickel project is estimated to contain approximately 344 million tonnes Mt of ore reserves of grading nickel and cobalt. Mining operations The Weda Bay nickel project will utilise open-pit mining methods with a total of eight pits including six small pits and two large pits to be developed over the mine life. The large pit developments will focus on the Bukit Limber Barat and the Bukit Limber Timur deposits. The small pits will be based on the coastal deposits of Nuspera, Uni Uni, Biri-Biri Barat, Biri-Biri Timur, Sake Barat, Ake Sake, as well as the northern province deposit of Tofu Bleuwen. The small pits in combination will provide up to 40% of the ore output for the project. The open-pit mining will be carried out on 4m-hgh benches while the berm widths will be 5m with the slopes between the berms at 60°. The mine fleet comprises 80t excavators and 40t loaders supported by haul trucks. Blasting is not required due to the shallow nature of the deposits. Weta Bay industrial park The Weda Bay industrial park is an integrated complex to facilitate mineral processing, smelting, and the production of EV batteries with ore supplied by the Weda Bay mines. The park is located in Weda, Central Halmahera Regency, North Moluccas Province, Indonesia. The construction activities started in August 2018 and the park currently has four pyrometallurgical production lines to produce nickel ferroalloy that have been operational since May 2020. The development of a nickel and cobalt hydrometallurgical refining complex that would include a high-pressure acid leaching HPAL plant and a base metal refinery BMR is also currently underway. The Weda Bay industrial park will also include the construction of a ferronickel smelter with estimated annual production capacity of up to 300, 000t. Contractors involved The contract for the construction of the ferronickel smelter has been awarded to PT Yashi Indonesia Investment, a joint venture between Zhenshi Holding Group, Shanghai Decent Investment Group, and Zhejiang Huajun Investment. A joint agreement was signed between Eramet and BASF Catalysts to assess the development of the nickel and cobalt hydrometallurgical refining complex. The construction contract for the construction of the Furnace No. 4 at the Weda Bay industrial park was awarded to China First Metallurgical Construction Group CFMCC.
gaji di weda bay nickel